Strategi Paradoks; Kontradiksi yang bersinergi membentuk keseimbangan dan memperkuat satu sama lain
Foto: Prof. Hamsal menyampaikan Orasi Ilmiah “Paradoxical Strategies: Using Both/And Thinking to Lead Business Transformation”
Jakarta, 6 Februari 2023
“Paradoks didasarkan pada persepsi organisasi dicirikan dengan elemen yang kadang kala bertentangan tapi terjalin satu sama lain dan ialah fakta yang tidak dapat diabaikan”.
Merupakan kalimat pembuka yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mohammad Hamsal, MSE, MQM, MBA, CISCP dalam orasi ilmiah berjudul “Paradoxical Strategies: Using Both/And Thinking to Lead Business Transformation,” pada Senin, 6 Februari 2023 bertempat di Auditorium Lt.4 BINUS UNIVERSITY Kampus Anggrek dalam program Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen Stratejik atas dirinya.
Prof. Hamsal memaparkan orasi ilmiah yang mengangkat strategi paradoks selaku kontradiksi (kontradiksi) yang mampu terselesaikan, dalam arti memperkaya pemahaman fakta atau memberi manfaat kesempatan baru, nilai baru atau penemuan. Ini berdasar pada fenomena tekanan yang terus timbul antara keperluan hari ini dan besok (paradoks inovasi), antara integrasi global dan kepentingan setempat (paradoks globalisasi), serta antara misi sosial dan tekanan keuangan (paradoks kewajiban).
Elemen kontradiktif yang diadopsi selaku salah satu dasar dari paradoks ini ialah “yin-yang” yang dalam filsafat Cina digunakan untuk menggambarkan bagaimana kutub bertentangan bergantung satu sama lain. “Yin” mewakili kekuatan feminin dan “yang” mewakili kekuatan maskulin.
Model “yin-yang” menggambarkan pertentangan dan dualitas dalam keseimbangan, yang merefleksikan realitas dan persistensi dalam pergerakan yang terus-menerus. Ini menawarkan bahwa bab-bagian yang bertentangan secara konsisten mengalir dan memperkuat satu sama lain.
Mengutip dari PwC (2020), Prof. Hamsal mencatat ada enam paradoks yang menjadi makin penting untuk dikelola yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin. Yaitu pertama yaitu Globally-minded Localist yang ialah Pemimpin harus bisa berkiprah secara efektif di pasar setempat dan terhubung dengan baik di seluruh dunia pada saat yang bersama-sama. Ini membutuhkan pemimpin yang tidak terpaku pada metode iman dan struktur pasar, dan mampu mengetahui bias dan menyaksikan dunia tanpa kehilangan integritas dan sukses pasar lain.
Kedua, High-integrity versus Hypocrisy Politicia. Paradoksnya dalam lingkungan politis, pemimpin mampu kehilangan integritasnya sebab fokus pada menyanggupi kebutuhan orang lain dan administrasi politik. Namun, integritas sungguh penting bagi keberlangsungan pergeseran dan keterlibatan manusia dalam organisasi.
Ketiga, Humble Versus Arrogant Hero. Paradoksnya dalam situasi kritis, pemimpin harus tampil mirip jagoan, namun juga harus menerima anjuran dan meminta derma. Memiliki kemampuan mengorganisir paradoks penting untuk membuat keputusan pintar dan melalui kegagalan, sehingga menciptakan bawahan menghargai pemimpin selaku atasan yang baik.
Keempat, Strategic-Executor. Paradoksnya orang condong lebih mengamati strategi atau hukuman. Pemimpin mesti mampu mengartikulasikan seni manajemen, memahami bagaimana pengembangannya, dan melakukan dengan baik. Ini memerlukan kemampuan untuk memilih ketika strategis dan memecahkan duduk perkara hari ini dengan menimbang-nimbang hari esok.
Kelima yaitu Tech-savvy Humanist. Paradoksnya kemampuan teknis dan pengertian aspek kemanusiaan kerap kali berlawanan. Banyak orang yang kuat dalam teknologi tidak memahami imbas manusianya, dan sebaliknya, pemimpin juga mesti memahami pengaruh teknologi pada bisnis dan tenaga kerja. Peran pemimpin adalah menyeimbangkan kedua hal tersebut untuk memastikan kesuksesan bisnis dan kala depan yang lebih baik bagi bawahannya.
Keenam ialah Traditioned Innovator dengan paradoks Pemimpin harus memperoleh keseimbangan antara mempertahankan hal-hal yang telah baik dalam bisnis dan membuka potensi untuk inovasi gres yang berhubungan . Ini memerlukan kesanggupan untuk menghargai abad lalu dan memutuskan apa yang perlu dibawa ke depan, serta keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Pemimpin mesti bisa menentukan kapan harus melestarikan abad lalu dan kapan harus menyebarkan penemuan baru yang sesuai dengan zaman.
Sebagai penutup, Prof. Hamsal menyampaikan aktivitas observasi di bidang administrasi stratejik dan koordinasi industri akan terus digalakkan dan dukung oleh industri dan forum pemerintah untuk meraih level global. Hasil dari aktivitas ini dibutuhkan dapat menunjukkan pengesahan internasional dan menolong BINUS UNIVERSITY dalam menyanggupi Visi untuk membina dan memberdayakan penduduk . Ini akan meningkatkan daya saing dan keunggulan sebagai Perguruan Tinggi Indonesia yang bermutu dunia.
Menjadi Guru Besar Untuk Kontribusi Yang Lebih Besar Bagi Masyarakat
Foto: Prof. Hamsal setelah prosesi pengesahan didampingi Anggota Senat dan Guru Besar Tamu
Prof. Hamsal ialah Guru Besar Tetap yang ke delapan belas yang dikukuhkan BINUS UNIVERSITY. Upacara Pengukuhan dikerjakan pada Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. serta didatangi Dewan Guru Besar BINUS UNIVERSITY dan Guru Besar Tamu, Pimpinan BINA NUSANTARA, keluarga, dan tamu seruan.
“Sungguh bangga, Prof. Hamsal akan berkontribusi lebih banyak mewujudkan visi Fostering & empowering. Semoga akan semakin banyak karya, fatwa untuk BINUSIAN, BINUS, dan Masyarakat Indonesia,” ungkap Prof. Harjanto.
Salah satu Guru Besar Tamu, Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. dari Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia berpesan untuk Prof. Hamsal “Jadilah bukan manusia yang pandai untuk diri sendiri, namun jadilah cerdik dan berguna bagi orang lain”, pesannya.
Walikota Bogor Dr. H. Bima Arya Sugiarto turut memberikan kesan terhadap Prof. Hamsal. “Prof. Hamsal memberikan pedoman yang jenius. Paradoks itu bisa ditafsirkan memastikan satu sama lain sekaligus menjadi kekuatan kalau kita bisa meramu dan mentransformasikan menjadi suatu strategi,” tutur Dr. H. Bima Arya.
Prof. Hamsal memiliki memiliki kepakaran dalam topik strategic agility, competitive advantage, corporate and business strategy, digital ecosystem, operations management, dan logistics and supply chain management. Saat ini Prof. Hamsal tercatat sebagai Faculty Member pada BBS Doctoral of Research in Management BINUS UNIVERSITY.
“Saya ingin mendedikasikan pencapaian ini untuk lembaga, ialah BINUS UNIVERSITY. Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang dapat mengelola paradoks dengan baik, sebab kita negara majemuk dengan latar belakang penduduk yang berlawanan-beda. Ini merupakan bentuk rasa terima kasih atas kebaikan Guru dan Dosen-dosen yang telah membentuk saya menjadi seperti sekarang ini. Saya ingin meneruskannya dengan pendidik generasi muda sehingga mereka juga dapat berpengaruh bagi orang lain.”, tutur Prof. Hamsal atas kesempatannya.
Informasi terkait Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY, silakan datangi: http://binus.ac.id/guru-besar
Informasi dan Narahubung:
Gandy Pratama Jaya
Public Relations
BINUS UNIVERSITY
(62)815 1949 8085
gandy.jaya@binus.edu