Pentingnya Kerjasama Strategis Antara Indonesia Dan China

Pentingnya Kerjasama Strategis antara Indonesia dan China

Hubungan kawan antara Indonesia dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) telah terjalin semenjak 1950 lewat hubungan diplomatik. Indonesia dan RRT melaksanakan deklarasi bareng terkait kawan strategis sejak 25 April 2005, dan menjadi mitra Komprehensif strategis pada 2 oktober 2013. kemudian menjadi mitra pada sinergi poros maritim global dan belt and road initiative sejak tahun 2018. Hingga sekarang kedua negara yaitu Indonesia dan China kembali melanjutkan kemitraan seni manajemen komprehensif yang telah berjalan semenjak 10 tahun pada tahun 2023.

Hubungan antara ASEAN dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) telah menjadi kawan Komprehensif Strategis sejak 1996. Kerja Sama dalam Ekonomi antara ASEAN dengan China dalam Free Trade Area (ACFTA) telah berlangsung semenjak Januari 2010. China ialah kawan jualan terbesar ASEAN sejak 2009. Maka dari itu, penting bagi generasi muda di Indonesia, utamanya bagi yang terjun dalam bidang Kesastraan dan kebudayaan China, untuk memahami aspek politik, sosial, dan ekonomi secara konkret pada kurun sekarang.

Dalam rangka memajukan kesadaran ihwal pentingnya koordinasi bilateral antara Indonesia dengan China, Faculty of Humanities BINUS UNIVERSITY mengadakan acara Studium Generale dengan topik “Perkembangan Terkini Hubungan Bilateral Indonesia, ASEAN, China” di Auditorium kampus BINUS @Alam Sutera, pada tanggal 7 Desember 2023. Acara tersebut mengundang bapak H. E. Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar Indonesia untuk China selaku pembicara utama dalam program tersebut.

Meningkatnya abad globalisasi menciptakan tantangan dunia kian beragam dan komplek ketika ini. Setiap negara pasti akan memiliki kelemahan atau kekurangan baik dari sisi sumber daya alam atau sumber daya manusia, sehingga suatu negara tidak mampu berdiri sendiri. Adanya kerja sama antar negara akan membuat lebih mudah negara tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. 

Dalam acara ini pak Djauhari Oratmangun menekankan ihwal pentingnya kerja sama Bilateral antara Indonesia, ASEAN, dan China. Bilateral merupakan hubungan kerjasama antara dua negara yang dapat saling menguntungkan. Hubungan bilateral tersebut mampu terjalin antara negara dan kawasan. Terdapat 3 pilar utama dalam relasi bilateral yaitu Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya.

Partner dagang terbesar ASEAN ialah China, sebaliknya Partner dagang terbesar China adalah ASEAN” Ungkap pak Djauhari Oratmangun

Pada bidang Investasi,  Diketahui bahwa Tiongkok ialah penanam modal aneh paling besar ke-3 di ASEAN sehabis USA dan Uni Eropa. Hingga tamat 2022 terdapat lebih dari 6,500 perusahaan dengan investasi eksklusif RRT di ASEAN, diperkirakan terdapat lebih dari 660.000 penduduk Investasi RRT di ASEAN pada 2022 sampai meraih USD 18.65 miliar.

Pada bidang Sosial Budaya, koordinasi antara Indonesia dan China telah terbentuk ketika Indonesia menjadi pilot project untuk negara tujuan pelancong RRT pasca pandemi, serta pada September 2023 dikenali bahwa wisatawan dari tiongkok yang datang ke Indonesia berbentuk556.535 turis dan 8.378 turis dari Hong Kong.

Hal ini menjadikan RRT mempunyai peringkat ke 4 untuk jumlah pelancong aneh yang berkunjung ke Indonesia, sehabis Malaysia, Australia, dan Singapura. Yang mengakibatkan Indonesia terpilih selaku percontohan destinasi turis China.

Diketahui bahwa Proyek strategis antara Indonesia dan China yang telah dijalankan ketika ini berbentuksinergi antara Global Maritime Fulcrum Indonesia dan Belt and Road Initiatives, 4 koridor Ekonomi Komprehensif regional berbentukPusat Ekonomi dan Bisnis untuk ASEAN di Sumatera Utara, Pusat Energi dan Mineral di Kalimantan Utara, Pusat Teknologi Tinggi dan Ekonomi Kreatif di Bali, dan Pusat Ekonomi Lingkar Pasifik di Sulawesi utara. Serta kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan proyek Taman Kembar Dua Negara.

Distribusi Investasi RRT di Indonesia sendiri menyangkut pada lebih banyak didominasi investasi di sektor sekunder tergolong logam dasar, barang logam tidak termasuk mesin dan peralatannya, kimia dan farmasi, mineral non logam, sektor tersier di perumahan, kawasan industri, perkantoran, dan Sektor primer di pertambangan.

Demi merealisasikan visi 2024 yang menjamin tempat menjadi kondusif, tentram, dan tenang dibutuhkan kolaborasi yang bagus antara Indonesia, ASEAN, dan China dalam membangun kerjasama yang mengarah pada tahun emas 2024. Untuk itu akidah sungguh diperlukan dari setiap pihak yang terlibat, karena Kepercayaan yaitu fondasi utama dalam menjalin kerjasama yang harus dibangun dan dipelihara oleh pihak bersangkutan.

Melalui program Studium Generale: Perkembangan terkini kekerabatan bilateral Indonesia, ASEAN, China. BINUS UNIVERSITY berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi 2024 yang menjamin kawasan Indonesia menjadi aman, tentram, dan hening. Dengan mendidik mahasiswa semoga dapat menjadi lulusan yang mampu menunjukkan kontribusi dalam mengembangkan bangsa, meningkatkan kedamaian dan kesejahteraan dunia.