Siapa yang tidak kenal dengan Taylor Swift? Penyanyi sekaligus pencipta lagu kelahiran Pennsylvania, 13 Desember 1989, tersebut yakni salah satu ikon musik paling besar lengan berkuasa periode ini. Lagu cinta maupun pengalaman perpisahannya dengan para mantan kekasih senantiasa membuat Swift dibicarakan banyak orang. Pada tahun 2020, Swift juga berhasil menjadi musisi dengan bayaran tertinggi.
Namun, satu-satunya kunci keberhasilan Taylor Swift ternyata tidak cuma terletak pada lagu-lagunya yang catchy. Dia punya banyak sekali seni manajemen bisnis sekaligus inovasi marketing brilian yang membuatnya makin unggul di kancah musik. Seperti apa?

Album Midnight Jadi Bukti Kalau Taylor Swift Juga Seorang Marketer Jenius
Album teranyar Taylor Swift yang bertajuk Midnight yang dirilis pada bulan Oktober kemudian disebut-sebut jadi pembuktian kalau sang diva juga yaitu sosok yang punya naluri bisnis dan marketing mahir. Mulai dari caranya mempromosikan album, membuat pengunguman sampai merilis merchandise, semua dilakukannya dengan cara yang menciptakan banyak orang terkesima.
Video Swift yang menampilkan dirinya sendiri tengah memberitahukan satu per satu judul lagu sesudah mengeluarkan bola dari mesin bingo sukses mempesona puluhan juta mata di TikTok. Postingan pengumuman albumnya juga diminati jutaan pengguna di Instagram. Ribuan penggemar juga memposting teori-teori mereka perihal makna tersembunyi dari pakaian, aksesoris hingga penyeleksian kata-kata yang dipakai sang penyanyi.
Teknik Pemasaran Unik yang Bikin Banyak Orang Tertarik
Kabar perihal perilisan albumnya yang ke-12 ini membuktikan bahwa Swift tidak cuma penulis lagu yang andal. Dia juga seorang marketer jenius yang sulit didapatkan tandingannya. Kecerdasannya dalam berpromosi sukses membuatnya sebagai salah satu artis rekaman terlaris sepanjang masa.
Ketika banyak seniman memakai aliran pemasaran yang umum dan kriteria –membuat postingan di sosial media atau mempublikasikan press release dan membuat tur, dengan cara yang fun, dia mengungkapkan detail albumnya sembari menjaga kesan misterius.
Strategi pemasaran yang dilakukannya menjadi pandangan baru baru yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh lebih banyak didominasi orang di industri musik dan hiburan. Salah satu contoh sukses iklan yang lain ialah penawaran khusus Ryan Reynolds untuk film Deadpool. Banyak perusahaan yang kemudian terinspirasi dan ingin memakai konsep serupa.
Menurut Jeetendr Sehdev, pakar branding dan penulis buku laku The Kim Kardashian Principle: Why Shameless Sells (and How to Do it Right), menyebut bahwa Swift yakni sosok yang paling disukai, namun di ketika yang sama juga tidak diminati banyak orang. Namun, dikala ia menciptakan basis penggemar, mereka yakni orang-orang yang fanatik. Penggemar beratnya inilah yang kemudian jadi kunci kesuksesannya.
Taylor Swift Selalu Berusaha Menghadirkan Dirinya yang “Baru”
Hal lain yang membuat Swift makin terkenal adalah bagaimana caranya mendatangkan sesuatu yang gres bagi penggemarnya. Hampir dua dekade lalu, dia yakni seorang penyanyi country dari Nashville yang tampil dengan ciri khas topi cowgirl dan sepatu bot.
Sejak dikala itu, dia senantiasa berusaha mempresentasikan dirinya yang gres. Ada era 1989 yang glamor dengan Swift yang dikelilingi oleh model-model Victoria’s Secret. Untuk Reputation, ia mengadopsi gaya edgy dengan pakaian serba hitam dengan lagu mirip I Did Something Bad.
Folklore and Evermore (2020) mencerminkan gaya yang lebih “indie”. Dia mengenakan flannel longgar dengan ikatan rambut kepang yang mudah. Dia juga melakukan kolaborasi dengan artis-artis mainstream yang diakui oleh kritikus musik seperti Haim dan Bon Iver.
Era Midnight sendiri menunjukkan getaran mistis yang dreamy, dibuktikan dengan lagu-lagu seperti Lavender Haze. Videonya direkam di bawah pencahayaan redup dengan kerja sama bersama penyanyi sekaligus penulis lagu Lana del Rey.
Pergeseran image yang digunakan oleh Swift ini membuat basis penggemarnya tetap terpesona. Sementara di segi lain, kerja sama strategisnya berhasil memperluas basis penggemar sekaligus daya tarik kritisnya.
Ingin jadi sosok yang hebat marketing juga mirip Taylor Swift? Tidak mesti jadi seniman dulu. Kamu mampu memulainya dengan cara bergabung bareng Jurusan Digital Business Innovation BINUS @Bandung. Yuk, jadi marketer andal bersama perguruan tinggi tinggi Indonesia elegan dunia!