Menjinjing Kolintang Ke Kancah International, Binus University Tampil Dalam Best Of Asean Performing Arts

Indonesia selaku negara kepulauan mempunyai keragaman budaya. Namun, di era globalisasi, kecintaan dan pujian terhadap budaya sendiri menurun sebab dampak budaya aneh. Meskipun demikian, budaya Indonesia menerima pengesahan internasional sejak batik diakui selaku warisan budaya oleh UNESCO pada 2009.

BINUS UNIVERSITY selaku Perguruan Tinggi Indonesia elegan dunia, selalu berupaya untuk terus berinovasi guna membina dan mempekerjakan penduduk . Menyadari pentingnya memperkenalkan budaya Indonesia, BINUS UNIVERSITY lewat BeeLintang hadir untuk tampil di acara Best of ASEAN Performing Arts yang dihadiri oleh 11 negara ASEAN pada tanggal 29-30 November di Gedung Kesenian Jakarta atas bimbingan Bapak Rama Wowor. BeeLintang tampil dengan pertunjukan Kolintang pada pukul 20.45 – 21.00, serta mengajak audience bernyanyi dan menari Gemu Fa Mire sebagai penutup.

BeeLintang atau “BINUSIAN Berseni dengan Kolintang” berasal dari kata “Bee” yang berarti Lebah dan “Lintang” yang ialah akronim dari alat musik “Kolintang”. Bee atau Lebah merefleksikan mahluk pekerja keras, tekun dan loyal.  Lebah juga merupakan makhluk yang inovatif dan bertalenta, dan menciptakan sesuatu yang berkhasiat bagi dirinya sendiri, komunitas dan juga makhluk yang lain, sehingga BeeLintang dibutuhkan  mampu mencerminkan BINUSIAN yang inovatif dan bertalenta, salah satunya dalam acara kesenian memakai alat musik kolintang yang memperlihatkan faedah dan hiburan bagi komunitasnya ataupun komunitas lainnya.

Best of ASEAN Performing Arts merupakan acara annual tahunan dari ASEAN yang bermaksud untuk memperlihatkan pentasseni dan budaya terbaik se-ASEAN seara berkala untuk mempromosikan kekayaan dan keragaman budaya tempat. Di tahun pertama Best of ASEAN Performing Arts, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, H.E. Bapak Jero Wacik mengatakan, “Kami menyadari bahwa budaya mampu menjembatani individu, suku, dan bangsa dalam keserasian dan toleransi. Oleh karena itu, budaya dapat kita jadikan selaku alat diplomasi yang bermanfaat bagi semua pihak. The Best of ASEAN Performing Arts tidak cuma merupakan wadah yang tepat untuk melestarikan, melestarikan dan berbagi kebudayaan tetapi juga untuk menciptakan pemahaman dan rasa hormat terhadap keberagaman dan kekayaan budaya satu sama lain.”

Pada kesempatan kali ini, selain secara khusus menerima kepercayaan untuk tampil dalam acara Best of ASEAN Performing Arts, Kolintang sendiri dikala ini sedang dalam proses diakui oleh UNESCO. Hal ini tentunya mempunyai peranan penting kepada BINUS UNIVERSITY. Dengan begitu, BeeLintang diperlukan biar mampu dikembangkan dalam kegiatan UKM BINUS University, semoga alat musik kolintang menjadi lebih diketahui , khususnya oleh para BINUSIAN generasi muda yang datang dari berbagai tempat. Besar pula cita-cita BINUSIAN biar acara BeeLintang dapat mengenalkan budaya Indonesia ke seluruh dunia.

 

Instagram @binusuniversityofficial: https://www.instagram.com/p/C0lUQXeLx-x/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MjM0N2Q2NDBjYg==