Mengetahui Regulasi Ai Dalam Dunia Seni Dan Rancangan

Perkembangan AI (Artificial Intelligence), atau yang disebut juga kecerdasan produksi, di kurun kini sudah sungguh signifikan. AI banyak berperan dalam proses inovatif dan gampang dipakai sehingga banyak orang mengandalkannya untuk menciptakan produk atau karya. AI pun telah merambah ke aneka macam bidang, tak terkecuali bidang seni dan desain.

Sayangnya, kehadiran AI cukup kontroversial. Jika tidak digunakan dengan baik dan benar, AI potensial merusak kreativitas di bidang seni dan rancangan. Hal inilah yang memunculkan perdebatan, baik di kalangan seniman, desainer, maupun masyarakat biasa .

Demi menghalangi penyalahgunaan AI, harus ada regulasi yang bertindak selaku pengaturnya. Pertanyaannya: bagaimana regulasi AI yang bekerjasama dengan bidang rancangan dan seni? Yuk, ketahui lewat klarifikasi berikut!

Regulasi AI

Bagaimana Karya Seni dan Desain Dibuat oleh AI?

Generator karya seni AI menggunakan beragam kumpulan data dan algoritma untuk mendapatkan, mengendalikan, dan mereproduksi berita. Ada beberapa jenis generator AI yang bekerjasama dengan rancangan dan seni.

Pertama, ada generator teks ke gambar yang paling populer. Cara memakai generator ini ialah dengan mengetikkan deskripsi, klik tombol, dan karya seni baru akan pribadi tercipta. Sementara itu, generator kedua yaitu generator yang menciptakan karya seni lewat foto yang diinput ke dalamnya.

Hari demi hari, AI makin terkenal sekaligus kian berpengalaman. Siapa pun bisa menciptakan karya seni secara instan, tanpa membutuhkan kemampuan apa pun. Algoritma AI memakai informasi dari gambar dan gaya seni yang telah ada, seperti lukisan bersejarah atau lukisan yang baru saja muncul di mesin penelusuran internet.

Apakah Karya Seni dan Desain Ciptaan AI Menyalahi Regulasi?

Algoritma AI bisa dikatakan sangat problematik alasannya adalah pelatihannya tidak dilakukan atas izin kreator orisinil dari suatu karya seni yang telah ada. Terlebih, oleh karena karya seni AI dibuat dari algoritma dan gosip gambar yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, tidak ada seniman manusia di balik karya seni AI.

Di Amerika Serikat, hakim federal pada 2023 menyatakan bahwa karya seni AI tidak memenuhi tolok ukur hak cipta federal alasannya “undang-undang hak cipta ‘terbatas pada konsepsi intelektual dari kreator aslinya’.” Artinya, tanpa pencipta, tidak ada hak cipta.

Bila ada sistem komputer atau algoritma yang diciptakan manusia dan manusianya tidak benar-benar membuat karya seninya, hal ini dianggap tidak menyalahi hak cipta di Amerika Serikat. Banyak negara di seluruh dunia yang mengikuti praktik aturan yang sama, menciptakan karya seni AI tidak menyalahi hak cipta.

Pentingnya Regulasi AI yang Solid untuk Masa Depan Bidang Seni dan Desain yang Lebih Baik

Bila regulasi AI yang tidak jelas tak segera diperbaiki, hal ini dapat mengancam masa depan bidang desain dan seni. Maka dari itu, pembuatan regulasi AI yang ketat dan solid sangat diharapkan di setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Makin ketat proteksi hak cipta yang dipegang oleh para kreator, oknum-oknum tak bertanggung jawab akan makin kesulitan saat hendak mempergunakan karya seni tanpa seizin kreator aslinya.

Nah, telah paham dengan regulasi AI dalam bidang seni dan desain? Jika regulasi AI secara global telah matang, tentu akan ada banyak manfaat yang ditemukan. Selain itu, dengan adanya regulasi AI, pelanggaran-pelanggaran dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin.

Apakah kamu ingin mempergunakan AI dalam proses pengerjaan karya seni dan rancangan? Kuliah saja di fakultas Seni dan Desain yang ada di BINUS UNIVERSITY @Alam Sutera! Di universitas bergengsi ini, kau akan diajarkan menggunakan AI secara baik dan benar di banyak sekali jurusan, contohnya, di acara studi DKV (Desain Komunikasi Visual) Animasi, DKV New Media dan Film.

Berkuliah di BINUS UNIVERSITY @Alam Sutera juga membuatmu mendapatkan kelebihan-kelebihan, mirip pendidikan berkualitas tinggi, kemudahan canggih, serta prospek karier yang menjanjikan bagi para lulusannya.

Tunggu apa lagi? Segera daftar ke BINUS UNIVERSITY @Alam Sutera demi era depan yang cerah!