Soft attributes ialah faktor implisit yang mesti ada dalam setiap brand. Kendati begitu, peranan DKV dalam membangun atribut ini tak kalah signifikan.
Setiap brand harus mempunyai identitas. Seperti insan, bagaimana suatu brand dapat dikenal dan dibedakan dari brand yang lain jikalau tidak mempunyai identitas atau huruf ihwal dirinya, bukan? Kalau tidak bisa diketahui , bagaimana mungkin brand dapat membangun relasi yang bagus dengan pelanggan terlebih sampai menciptakan penjualan?
Nah, identitas atau aksara sebuah brand sendiri diketahui dengan istilah attributes. Di dalamnya, terdapat komponen yang disebut soft attributes. Lantas, apa yang dimaksud dengan soft attributes dan apa saja unsur di dalamnya?
Pengertian Soft Attributes

Soft attributes yaitu hal-hal yang tidak terlihat secara eksplisit dalam sebuah brand. Hal ini berlainan dengan hard attributes dalam merk yang justru menjadi “identitas fisik”, seperti nama, logo, dan slogan.
Soft attributes secara umum terbentuk berdasarkan implementasi strategi. Elemen ini juga biasanya akan terbentuk sendiri menurut nilai dan kultur dari suatu perusahaan yang brand tetapkan.
Bagian-Bagian dalam Soft Attributes

Saat menjalankan acara branding, menawarkan soft attributes mampu jadi tantangan tersendiri. Pasalnya, merk mesti bisa menciptakan konsumen melihat hal-hal yang tidak tampaksecara fisik ini. Brand harus menciptakan konsumen membuat persepsi atas suatu image yang serupa mirip yang merk rencanakan tanpa memperlihatkan image tersebut secara eksplisit.
Lalu, apa saja yang menjadi bab dari soft attributes dalam brand?
-
Uniqueness dan Positioning
Keunikan ialah bagian penting yang menjadi pembeda yakni suatu merk dengan merk yang lain. Terlebih di periode kompetisi bisnis yang makin ketat dikala ini, keunikan akan membantu suatu brand tampaksama di pasaran yang justru dapat menurunkan nilainya.
Sementara itu, positioning merupakan bagaimana posisi sebuah merk dalam pasar atau industri tersebut. Positioning dapat dijadwalkan semenjak memiliki visi dan misi dan akan meningkat seiring aktivitas branding dan bisnis yang dilakukan.
Seperti teladan, Nike berhasil memosisikan dirinya selaku merek peralatan olahraga terbaik di dunia untuk para atlet dan penggemar olahraga yang mengharapkan kenyamanan tanpa mengompromikan performa. Brand asal Amerika ini pun sukses menjadi top of mind konsumen saat membahas perlengkapan olahraga berkualitas tinggi.
-
Appeal
Appeal alias pesona yakni kemampuan suatu merk dalam mempesona perhatian, merangsang, mengasyikkan, dan menyesuaikan preferensi pelanggan. Brand perlu membuat pelanggan merasa terhubung dengan mereka lewat pesan atau produk yang ditawarkan.
Seperti contoh ialah iklan Gillette dengan pesan sederhana skinship. Brand dengan produk andalan pisau cukur ini membuat pesan dalam branding yang dilakukan bahwa skinship yaitu korelasi yang penting bagi ayah dan buah hatinya.
Branding ini didukung dengan rancangan komunikasi visual (DKV) yang sempurna, yaitu seorang ayah yang sudah mencukur rambut di area parasnya dan memeluk bayi—menawarkan skin to skin yang lebih intim antara anak dan ayah.
-
Credibility
Kredibilitas ialah hal yang menciptakan konsumen yakin pada suatu merk. Faktor pskilogis ini pula yang mendukung seorang pelanggan menjadi loyal customer terhadap sebuah merk.
Kredibilitas bukanlah hal yang bisa dipaksakan meski dapat kamu usahakan. Maksudnya, kau dapat mengupayakan dinilai kredibel seperti selalu mendatangkan produk bermutu sesuai klaim yang kamu janjikan. Pada akhirnya, konsumenlah yang hendak memilih apakah benar kau memenuhi janji tersebut sehingga pantas mendapat dapat dipercaya.
-
Consistency
Tren selalu berganti, kondisi pasar terus berdinamika. Brand pun menghadapi banyak tantangan untuk selalu dapat mengikuti keadaan hingga terus berbagi usahanya, apalagi dengan bertambahnya kompetitor.
Walau begitu, brand harus tetap konsisten. Konsistensi ini juga berlaku dikala aktivitas branding dikerjakan di berbagai channel dengan format yang berbeda, seperti iklan di televisi, radio atau podcast, dan sebagainya.
Bagaimanapun, identitas yang unik tidak akan mampu bertahan tanpa adanya konsistensi. Tanpa adanya konsistensi pula, susah bagi sebuah brand bisa memaksimalkan pengesahan yang telah diperoleh sebelumnya.
-
Value Innovation
Inovasi ialah kunci dari keberlangsungan suatu bisnis dengan segala perubahan yang terjadi di pasar. Oleh sebab itu, merk harus senantiasa mampu menghadirkan penemuan untuk terus menjaga minat dan relevansi dengan konsumen.
Di sisi lain, kekurangan sumber daya kerap jadi tantangan tersendiri. Walau begitu, inovasi tidak harus selalu dijalankan oleh brand sendiri, tetapi juga mampu dalam bentuk kolaborasi dengan pihak lain.
Seperti yang disebutkan, peranan DKV sangat penting dalam menciptakan attributes dalam suatu brand, baik hard attributes maupun soft attributes. Tentunya, seorang profesional dalam DKV juga mempunyai bekal yang cukup holistik terkait branding selain dari sisi visual.
Kalau kamu kepincut untuk menggeluti dalam dunia branding yang seru dan tak ada habisnya ini, jurusan DKV BINUS UNIVERSITY yaitu pilihan sempurna untuk studi. Seluruh materi kuliah telah disesuaikan dengan kondisi industri terkini dengan tenaga pengajar terbaik di bidangnya. Dengan begitu, kau pun akan siap berkompetisi secara global usai menyelesaikan studi nantinya.