Mec Hadirkan ‘The 2025 Playbook’ Untuk Menjawab Tantangan Ekonomi Dan Sikap Konsumen 2024 Bareng Binus University

The 2025 Playbook

Jakarta, 21 Desember 2024 – Tahun 2024 menjadi periode yang sarat tantangan bagi pelaku bisnis di Indonesia, dengan tekanan harga pangan, ancaman perlambatan ekonomi global, serta pergantian signifikan dalam sikap belanja konsumen. Di tengah keadaan tersebut, optimisme tetap tersadar berkat stabilitas pertumbuhan ekonomi domestik dan konsumsi rumah tangga yang terus menjadi pilar utama Produk Domestik Bruto (PDB).

Memasuki tahun 2025, potensi dan tantangan baru siap dihadapi. Dalam rangka menunjukkan bimbingan strategis bagi pelaku bisnis, Marketing Enthusiast Community (MEC) menyelenggarakan “The 2025 Playbook: Overcome The Uncertainty Ahead” pada Sabtu, 21 Desember 2024, di BINUS @Senayan. Acara ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, adalah Rusdy Sumantri, Consumer & Marketing Insight Director NielsenIQ Indonesia, dan Ferry Setiawan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO).

Dengan misi untuk mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada perkembangan masyarakat, BINUS University turut berperan aktif dalam diskusi strategis ini, menyediakan wawasan kepada mahasiswa dan masyarakat tentang tren ekonomi serta perilaku pelanggan yang terus berganti. Acara ini menjadi salah satu contoh bagaimana BINUS University tidak hanya menyiapkan mahasiswa dengan wawasan akademis, tetapi juga dengan keahlian simpel yang diharapkan di dunia bisnis.

TREN EKONOMI DAN KONSUMEN 2025

Rusdy Sumantri, Direktur NielsenIQ Indonesia, menyoroti stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan global: “Indonesia diproyeksikan mencatat perkembangan PDB sebesar 5,2% pada tahun 2025 dengan tingkat inflasi yang stabil di 2,6%. Dengan kemajuan konsumsi rumah tangga yang terus bertambah, hal ini memperlihatkan optimisme besar bagi perekonomian nasional.”

Namun, Rusdy juga mengingatkan pentingnya memantau deflasi yang terjadi sejak pertengahan 2024:“Meski tren deflasi perlu diawasi, perkembangan PDB yang konsisten dan konsumsi rumah tangga yang naik menunjukkan fondasi ekonomi yang besar lengan berkuasa.”

Sementara itu, Ferry Setiawan, Ketua Umum APKRINDO, membahas potensi besar bagi industri ritel dan masakan-minuman (F&B) di tahun 2025:“Dengan dominasi konsumsi rumah tangga dalam PDB, sektor F&B akan tetap menjadi motor utama ekonomi. Pelaku industri perlu fokus pada penemuan klasifikasi gres dan strategi penawaran khusus yang berhubungan untuk menjaga daya saing.”

Ferry juga menyoroti tantangan utama yang mau dihadapi pelanggan, ialah peningkatan harga pangan dan bahaya perlambatan ekonomi global, yang mengharuskan pelaku usaha lebih inovatif dalam memberikan added-value bagi konsumen.

PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN: PREMIUMISASI DAN INOVASI

Sesi diskusi juga menggarisbawahi pergeseran pola belanja pelanggan yang kini lebih menentukan mutu dan ketentraman. Glenn Karela, CPM (Asia), Founder MEC, menyatakan:

“Konsumen Indonesia semakin bersedia membayar lebih untuk produk berkualitas tinggi yang memperlihatkan ketentraman dan mengembangkan kepuasan hidup. Namun, mereka juga kian cerdas dalam mengurus anggaran belanja dengan memanfaatkan diskon dan promosi untuk menjaga keseimbangan.”

Glenn menyertakan bahwa sikap eksperimen pelanggan membuka potensi besar bagi para marketer untuk membuat inovasi produk yang bisa menarik perhatian dan menawarkan pengalaman gres terhadap konsumen.

REKOMENDASI STRATEGIS UNTUK INDUSTRI

Acara ini menciptakan beberapa rekomendasi penting bagi pelaku bisnis dalam menyambut 2025:

  1. Inovasi Produk: Fokus pada produk premium yang berkualitas dan menunjukkan ketentraman.
  2. Strategi Promosi yang Efektif: Manfaatkan teknologi untuk membuat pengalaman belanja yang personal dan efisien.
  3. Mengelola Persepsi “Value for Money”: Seimbangkan antara harga dan nilai produk untuk menarik pelanggan yang sensitif terhadap harga.