Literasi Digital Di Masa Perkembangan Ai, Apa Urgensinya?

Literasi Digital di Era Perkembangan AI, Apa Urgensinya?

Tak mampu dimungkiri, arus informasi di media digital kian cepat dan tak terbendung. Terlebih sekarang sudah muncul kecerdasan produksi (AI) yang mampu diakses oleh siapa pun. Di satu sisi, teknologi ini mendatangkan manfaat besar. Akan namun, bila tidak diimbangi dengan literasi digital, kemajuan teknologi di kala AI bisa menjadi boomerang.

Tak ayal, kesanggupan literasi digital menjadi kian penting. Namun, apa itu literasi digital dan seberapa besar urgensinya di masa kemajuan AI? Untuk lebih jelasnya, mari kita urai satu per satu.

Pengertian Literasi Digital

Literasi digital meliputi literasi teknologi dan literasi isu, yaitu kemampuan untuk memakai teknologi digital dan memahami berita dengan bijak. Dengan kata lain, literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengurus gosip yang diperoleh dari banyak sekali sumber dalam dunia digital. 

Komponen Literasi Digital

Literasi digital sendiri memiliki beberapa unsur penting, yakni:

  • Social Networking: Kemampuan memahami dan mempergunakan banyak sekali media sosial.
  • Transliteracy: Kemampuan berkomunikasi melalui banyak sekali platform dan layanan online.
  • Maintaining Privacy: Kesadaran akan privasi online dan bantuan dari kejahatan siber.
  • Managing Digital Identity: Penggunaan identitas digital yang tepat pada aneka macam platform.
  • Creating Content: Kemampuan membuat konten digital, mirip blog atau video.
  • Organising and Sharing Content: Mengelola dan berbagi informasi dengan efisien.
  • Reusing/Repurposing Content: Menggunakan kembali atau mengolah ulang konten yang ada.
  • Filtering and Selecting Content: Kemampuan mencari dan menyaring berita yang berkaitan.
  • Self Broadcasting: Berbagi ilham dan konten melalui aneka macam platform online.

Seseorang dibilang mempunyai kemampuan literasi digital yang mumpuni bila ia memahami kesembilan komponen di atas. Berbekal kemampuan ini, individu yang punya kemampuan literasi digital tidak cuma bisa memperoleh faedah tetapi juga menyingkir dari sisi buruk dunia digital.

Melindungi Diri dari Dampak Negatif AI dan Media Digital

Belum lama ini masyarakat diperkenalkan dengan AI tools yang bersifat open source, artinya perangkat canggih ini bisa diakses secara gratis oleh semua orang. Tools seperti ini ada banyak macamnya, sebut saja AI Chatbots mirip ChatGPT, Wondershare Filmora untuk pembuatan video, DALL·E 2 untuk membuat gambar, dan banyak lagi.

Meski baru diperkenalkan dalam hitungan bulan, pengguna AI tools sudah berkembangsignifikan. Apabila dipakai dengan bijak, tentu saja tools ini sungguh berguna. Akan tetapi, ada juga yang menggunakan teknologi mutakhir ini untuk melaksanakan kecurangan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan pihak lain.

Contohnya, seorang penipu berhasil meraup keuntungan sampai ribuan dolar dengan menjual sejumlah lagu artifisial penyanyi kondang asal Amerika, Frank Ocean. Ini termasuk penipuan alasannya adalah lagu yang dijual tersebut bukanlah dinyanyikan oleh Frank Ocean, melainkan lagu yang dibuat memakai AI. 

Ya, begitu mutakhir teknologi AI sehingga sulit dibedakan antara lagu orisinil dan palsu. Bukan cuma musik, kini gambar yang terlihat seperti lukisan konkret mampu dibuat dengan AI. Bahkan, postingan dan karya ilmiah mampu ditulis menggunakan AI. Hanya saja, tidak ada jaminan bahwa data yang dicantumkan yakni akurat. 

Bahkan, Chat GPT membuat disclaimer bahwa respons dari bot ini didasarkan pada data internet sampai September 2021. Artinya, gosip yang disampaikan oleh Chat GPT belum pasti akurat, meskipun responsnya terdengar masuk akal. 

Fakta ini semakin menekankan urgensi membekali diri dengan kesanggupan literasi digital supaya kita tidak menelan mentah-mentah setiap informasi yang tersaji di media digital. Pentingnya literasi digital juga terlihat dalam penggunaan media umum dan tren viral. 

Dengan menjamurnya konten di media umum, kita mesti mampu mengidentifikasi tren berbahaya dan tidak terlibat dalam tindakan yang berisiko. Dengan begitu, kita tidak cuma mendapatkan manfaat dari media digital namun juga terhindar dari efek negatifnya.

Dr. Reina, S.Kom., M.M. selaku Campus Director BINUS @Kemanggisan turut menyampaikan komitmen BINUS @Kemanggisan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul dalam menghadapi pergantian teknologi dalam industri yang sangat dinamis.

“Akhir-selesai ini tentunya kita banyak melihat di media perihal bagaimana AI akan mengambil alih puluhan juta pekerja di tahun 2025, hal ini pastinya menjadi perhatian utama bagi kita untuk menciptakan SDM yang mampu mempergunakan AI dan bukan digantikan oleh AI” Tutur Dr. Reina.

Maka dari itu, BINUS @Kemanggisan yang berisikan tiga kampus mendatangkan fakultas dan school yang juga adaptif dengan kemajuan teknologi AI, mirip: 

  • School of Computer Science
  • School of Information Systems
  • School of Accounting
  • School of Design
  • Faculty of Engineering
  • Faculty of Digital Communication and Hotel & Tourism
  • BINUS Business School – Undergraduate Program
  • Faculty of Humanities

Di sini calon mahasiswa mampu menentukan jurusan menarik dengan konsentrasi di teknologi digital. 

Yuk, gabung di BINUS @Kemanggisan!