Deskripsi: Apa yang mengakibatkan tingginya jumlah korban pada peristiwa gempa Turki dan Suriah? Temukan jawabannya di artikel berikut dan solusi apa yang harus diambil untuk mencegahnya.
Bencana gempa bumi yang menghantam kawasan Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 kemudian, menjadi salah satu tragedi gempa bumi yang paling mempesona perhatian para ahli hingga masyarakat awam. Magnitudo gempa yang mencapai 7,8 SR memberi pengaruh langsung pada lebih dari 39,000 warga setempat. Lantas, apa yang menjadikan bencana gempa bumi ini memakan terlalu banyak korban dengan begitu banyaknya kerusakan?
Penyebab Besarnya Dampak pada Gempa di Turki dan Suriah
Dr. Ir. Oki Setyandito, S.T., M.Eng., IPM., ahli yang asal BINUS UNIVERSITY yang berkecimpung di bidang Teknik Sipil khususnya Building Construction dan Building Technology, menyampaikan bahwa penyebab utama tingginya korban jiwa pada gempa di Turki dan Suriah ini yakni waktu terjadinya gempa yang menghantam pada dini hari, dimana sebagian besar masyarakat masih tertidur.
Hal ini tentunya menyebabkan warga di lokasi gempa tidak menyadari akan insiden gempa, sehingga tidak dapat melakukan proses evakuasi. Selain itu, magnitudo gempa yang besar serta dangkalnya pusat gempa, juga turut menjadikan efek kerusakan dan korban jiwa yang tinggi.
“Pusat gempa Turki berada akrab pada permukaan tanah, yaitu pada kedalaman sekitar 18 KM.” Ungkap Oki.
Gempa yang terjadi di Turki dan Suriah ini terjadi secara tiga kali berturut-turut, dimana kedua gempa susulan juga mempunyai magnitudo yang cukup besar, sebesar 6 – 7,5 SR dan kedalaman gempa yang erat dengan permukaan tanah. Oleh sebab itu, kerusakan yang terjadi sangatlah parah dan jumlah korban terus bertambah pada waktu yang berdekatan.
Pentingnya Memperhatikan Pedoman Struktur Bangunan dalam Menghadapi Gempa dan meng Antisipasi Gempa
Oki juga memberikan bahwa keadaan bangunan dan infrastruktur turut kuat dengan kerusakan yang ditimbulkan akhir gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah. Ketahanan beban balasan guncangan gempa memiliki pengaruh yang bersahabat dengan efek yang dialami pada bangunan, sehingga kedepannya penting bagi pemerintah di negara-negara yang memiliki resiko gempa yang tinggi untuk menyesuaikan infrastruktur biar makin mempunyai pertahanan yang tinggi kepada tragedi gempa bumi.
“Sesungguhnya telah ada ajaran untuk merancang bangunan yang tahan terhadap gempa. Dalam merancang pondasi maupun struktur sebuah bangunan, penting dilaksanakan adanya analisa struktur menurut patokan dan ajaran modern yang dipraktekkan di setiap negara, tergolong di Indonesia” Ungkap Oki.
Menurut Oki, keadaan geologi dan klimatologi membuat beberapa wilayah di Indonesia rentan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan persyaratan keselamatan bangunan dari bahaya gempa bumi pada saat tahap perencanaan pembangunan untuk meng Antisipasi Gempa
“Pengalaman dan peluangterjadinya gempa, akan membuat kita sadar akan pentingnya hal-hal ini. Seperti di Indonesia, pemerintah dan pihak terkait wajib berhubungan dengan hebat dari universitas dan update terhadap aliran sesuai dengan peta gempa dan mitigasi jika terjadi gempa bumi.” Ujar Oki.
Memahami pentingnya ilmu akan mitigasi gempa bumi, terutama dalam infrastruktur bangunan, Oki mengungkapkan bahwa Civil Engineering Program BINUS UNIVERSITY yang berada di BINUS @Kemanggisan terus melakukan riset dan pengembangan terhadap pergantian kriteria-standar keamanan bangunan dan juga mitigasi kepada kondisi alam balasan gempa bumi, seperti tsunami.