Dongeng Inspiratif Valencia Nathania, Berdiri Merk Skincare Harlette Beauty Dari Nol

Dalam beberapa tahun ke belakang, industri skincare atau produk perawatan dan keelokan kulit mengalami pertumbuhan yang pesat. Permintaan yang semakin tinggi serta penemuan produk yang kian bermacam-macam menciptakan industri ini tumbuh makin besar. Meskipun kompetisi terbilang tinggi, ini sama sekali tidak menyurutkan niat Valencia Nathania untuk membangun Harlette, merk skincare-nya sendiri.

Kisah permulaan berdirinya Harlette terbilang unik dan berlainan dari merek-merek skincare yang lain. Yuk, simak kisah lulusan BINUS UNIVERSITY jurusan Akuntansi tersebut berikut ini!

Bikin Skincare Karena Pengalaman Pribadi

Sebelum diluncurkan pada tahun 2019 kemudian, Harlette Beauty ternyata timbul dari kegundahan Valencia sendiri selaku founder. Ia pernah mengalami duduk perkara jerawat yang sangat parah dan menjadikannya sampai depresi. Saking stres-nya, Valencia bahkan hingga mengurung diri di rumah dan enggan bertemu dengan siapa pun.

Punya kulit yang rentan jerawat dan kebiasaan jarang mencuci wajah menciptakan masalah jerawatnya kian parah. Ia sempat menggunakan suatu produk perawatan kulit dari Korea Selatan. Sayangnya, produk itu tidak boleh produksinya. Di waktu yang serupa, obat kulit yang digunakan oleh Valencia juga menjadikannya ketergantungan dan tidak diproduksi lagi.

Karena kehilangan ‘penolong’, Valencia alhasil menghabiskan banyak waktu mengumpulkan informasi terkait jerawat dan perawatan keayuan. Ketertarikannya ini lalu membawanya ikut kelas di platform belajar online dari Inggris dan mengambil kelas Formula Botanica. Dari kelas tersebut, Valencia mulai mengerti berbagai hal ihwal ilmu pembuatan kosmetik organik dan mulai berpikir menciptakan skincare sendiri.

Idenya Makin Matang Saat Program Enrichment ke Korea Selatan

Pencarian Valencia terhadap dunia skincare ternyata cukup panjang. Seperti yang kita tahu, BINUS UNIVERSITY mempunyai acara Enrichment yang memungkinkan BINUSIAN mengambil mata kuliah di kampus berlainan. Valencia lalu berangkat ke Korea Selatan untuk acara study abroad selama 6 bulan. Di sana, beliau merasa kian dekat dengan negara yang diketahui selaku produsen banyak sekali produk perawatan keelokan.

Selama menghabiskan waktu di Korea Selatan, Valencia tidak cuma mengenal lebih banyak brand skincare asal negeri ginseng, namun juga belajar banyak tentang bisnis—terutama management, new product development hingga branding. Ilmu selama di negara tersebut diakui Valencia memperlihatkan banyak bekal bagi dirinya untuk membangun Harlette.

Proses yang Tidak Mudah

Seperti halnya pengusaha lain, Harlette Beauty tidak dibangun dengan gampang. Belajar formula dari nol, Valencia menggodok produknya selama hampir satu tahun. Meski tidak mudah, beliau berharap biar produk yang dihasilkannya bisa menolong banyak orang dengan duduk perkara yang serupa dengannya.

Valencia juga mencicipi sejumlah persoalan. “Struggles pasti ada. Mulai dari problem modal, rancangan bisnis yang belum aku pahami sepenuhnya hingga kompetisi dengan skincare dari luar negeri,” ujarnya. Selama melakukan bisnis ini, Valencia menyadari bahwa bisnis itu bukan sekadar menjual produk saja, namun bagaimana me-manage internal perusahaan dengan lebih bijak—mulai dari manajemen sumber daya manusia hingga manajemen keuangan.

Dengan pengalaman yang dirasakannya selama kuliah dan membangun Harlette, wanita yang erat disapa Valen itu berpesan terhadap BINUSIAN-BINUSIAN juniornya supaya lebih serius dalam menjalani perkuliahan. “Kuliah itu beda dengan sekolah. Kuliah itu ialah bentuk tanggung jawab pada diri sendiri. Di bangku kuliah juga, kita mampu menjalin networking dengan banyak orang.”

Harlette Beauty Kini

Perjuangan Valencia membangun Harlette Beauty berbuah bagus. Brand-nya tersebut ini telah mempunyai banyak sekali varian produk, mulai dari sleeping mask, gentle facial wash, hingga day cream.  Uniknya, Valen mengaku bahwa ia tak ingin memakai sosok terkenal selaku merk ambassador produk skincare-nya seperti pada umumnya produsen lain.

Hal ini beliau lakukan bukan tanpa alasan. Sebagai sosok yang idealis, Valen tidak inginorang hanya berbelanja produknya sebab orang yang dipromosikan oleh tokoh terkenal. Ia berharap pelanggan Harlette akan berkembang dan meningkat sebab kualitasnya. Sebuah prinsip yang keren dan patut ditiru, ya!