Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi, Prof. Ngatindriatun Gagas Smart Farming 5.0 Untuk Mendukung Sdg

Semarang, 17 April 2024 –

“Indonesia berhasil mencatat surplus jual beli produk pertanian pada tahun 2022 sebesar 275,15 triliun. Dalam rentang Januari-Juni 2023, nilai ekspor produk pertanian meraih Rp258,46 triliun dengan surplus sebesar Rp74,35 triliun. Akan namun, peningkatan produktivitas pertanian Indonesia masih belum berbasis nilai tambah,” ungkap Profesor Ngatindriatun membuka materi orasi ilmiahnya dengan mengemukakan kontradiksi antara surplus jual beli dengan produktivitas pertanian di Indonesia yang dinilai masih belum berbasis nilai tambah.

Menurutnya, pertanian Indonesia ketika ini dihadapkan sejumlah persoalan mirip terbatasnya akses teknologi terbaru, rendahnya produktivitas, kurangnya infrastruktur, pergeseran iklim yang mengusik teladan tanam, serta ketimpangan saluran pasar.

Prof. Atin beropini Smart Farming 5.0 yang mengakselerasikan teknologi maju mampu memaksimalkan sumber daya dan menghemat pengaruh lingkungan, merevolusi buatan pangan dan mendorong keberlanjutan dalam menghadapi perkembangan populasi perkotaan.

Smart Farming umumnya mengacu pada pemanfaatan teknologi digital, seperti IoT, cloud computing, robotika, sensor, kecerdasan produksi bidang pertanian serta metaverse.

Teknologi Smart Farming 5.0 mengganti paradigma pertanian yang berkemajuan untuk mengembangkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Keberadaan Smart Farming mempunyai dampak multisegi lingkungan hidup, sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan tujuan Pembangunan berkesinambungan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang didefinisikan PBB selaku jadwal pembangunan global yang komprehensif dan inklusif, yang bertujuan untuk menuntaskan kemiskinan, meminimalisir kesenjangan, dan melindungi bumi untuk generasi mendatang.

Dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, implementasi kebijakan, acara, dan kegiatan senantiasa mengamati keserasian antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Akselerasi Smart Farming 5.0 Melibatkan Aktor Penta Helix

Dengan keunggulan Smart Farming tersebut, membutuhkan kerja sama penta helix. Pemerintah yaitu sebagai regulator, fasilitator, penyedia layanan untuk mengembangkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.

Akademisi pada perguruan tinggi dapat mengintegrasikan teknologi dan ilmu pengetahuan terkini ke dalam sektor pertanian. Kegiatan tridharma perguruan tinggi dalam ketahanan pangan utamanya pengembangan Smart Farming 5.0 harus menyatukan keilmuan multidisipliner klaster ekonomi, pertanian dan teknik.

Kelembagaan dan industri berperan dalam transformasi melalui beberapa cara, seperti holding, konsolidasi, dan modernisasi pertanian, menumbuhkan pebisnis muda pertanian lokal profesional, serta kolaborasi antara kelompok tani, gapoktan,

koperasi pertanian, dan perusahaan kawan berupa BUMN, BUMD, BUMDes, dan swasta.

Tidak kalah penting, media memiliki kesempatanbesar untuk meningkatkan kesadaran, mendidik, dan memotivasi para pemangku kepentingan, terutama petani dalam penerapan teknologi pertanian pintar. Melalui kampanye media, petani dapat diberikan pemahaman yang lebih baik ihwal bagaimana teknologi seperti sensor, drone, dan IoT dapat mengembangkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian mereka.

Kontribusi Terapan dalam Dukungan Smart Farming 5.0

Di final orasi ilmiah, Prof. Atin mengungkapkan visinya dalam menciptakan model pertanian yang tidak cuma berteknologi maju tetapi juga berkesinambungan secara ekonomi dan bertanggung jawab kepada  lingkungan.

Beliau menyebarkan proyek riset dengan menciptakan prototype platform digitalisasi pertanian lewat Pengembangan Desain Prototype Aplikasi B-Horti Untuk Edukasi Dan Pemantauan Tanaman Hortikultura yang ketika ini sedang dalam proses penerbitan akta HKI.

Diharapkan dedikasinya akan memperkuat BINUS @Semarang selaku pusat pendidikan yang mengusung teknologi metaverse dan akan diintegrasikan ke dalam pembinaan pertanian, layanan penyuluhan, dan platform pasar virtual. Menciptakan versi pertanian yang tidak hanya berteknologi maju namun juga berkelanjutan secara ekonomi dan bertanggung jawab kepada  lingkungan.

Menjadi Guru Besar Sebagai Komitmen Membina dan Memberdayakan Masyarakat

Prof. Dr. Ngatindriatun, M.P. ialah Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Ekonomi dan ialah ialah Guru Besar ke-30 yang dikukuhkan BINUS University. Prof. Atin ketika ini ialah Lecturer Specialist – Profesor Digital Business pada BINUS Business School.

Upacara pengukuhan diadakan pada (17/4) di Kampus BINUS @Semarang yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS University, Dr. Nelly, S.Kom., MM. CSCA, serta didatangi Kepala LLDIKTI Wilayah III, Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Perwakilan Pimpinan Daerah, Dewan Guru Besar, Guru Besar Tamu, perwakilan industri dan tamu undangan.

“Sangat bersyukur, di tahun 2024 ini, BINUS University sudah mengukuhkan sebanyak tiga Guru Besar, dan Prof. Atin ialah Guru Besar ke-30 yang dikukuhkan BINUS University. Yang hebat, BINUS @Semarang yang baru ada 2 angkatan mahasiswa, namun sudah memiliki Guru Besar,” tutur Dr. Nelly, S.Kom., M.M., CSCA, Rektor BINUS University.

“Prof. Atin ialah salah satu Guru Besar yang pantas dibanggakan. Usulan Beliau berjalan lancar tanpa lewat proses revisi atau perbaikan. Beliau juga merupakan Guru Besar ke-97 di lingkungan LLDIKTI III Jakarta,” tutur Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc., Kepala LLDIKTI III Jakarta dalam sambutannya.

Pengembangan SDM menjadi bab penting dan menjadi salah satu dari delapan strategic objective BINUS University, ialah Binusian dan Technology sebagai ukuran penting dari Visi BINUS 2035, a world class university, fostering and empowering the society in building and serving the nation.

Tidak cuma mendorong kenaikan karier Faculty Member (FM), namun juga sekaligus menfasilitasi bahkan melakukan acara percepatan bagi FM untuk meraih jenjang akademis selaku Profesor atau Guru Besar. Hal ini sudah diimplementasikan dalam tiga tahun terakhir yang sungguh disyukuri telah menghasilkan banyak karya terutama bertambahnya jumlah Associate Profesor dan Profesor.

***